Minggu, 06 Mei 2012

Selamat Pagi,Bersemangatlah



4 Mei 2012

Selamat Pagi
Sungguh ini ucapan yang begitu terlambat, sebab sepagian ini bersepeda. Jadi, mohon kelalaian ini dimaafkan.
Aku hampir tidak percaya melakukannya, satu-satunya sebab yang dapat kutemukan dan masuk akal bagiku adalah, karena terbayang hari ini, bukan hanya selamat pagi yang akan kuucapkan, tapi juga selamat siang. Siang nanti, jika kejadiannya meleset dari dugaanku. Dugaanku, kamu batal datang. Tapi dugaanku pasti salah.
harapan

Ah ya! Jadi aku kembali ingat, bahwa kita tidak bisa menjadi sebab hidup manusia lain, lalu kadang-kadang kusimpulkan sebabnya adalah Allah.. Jadi sebabku diatas, tak lagi masuk akal manusia sehat. (Mungkin kamu hanya lupa bilang, adanya antara dalam permasalahan sebab-akibat, tapi sungguh aku tidak terlalu banyak tau tentang ini).

Kutulis ini sembari memasak beberapa masakan yang aku tak pandai betul. Aku tadi sempatkan membeli satu kilo buah duku. Dan berbelanja dipasar dalam perjalananku bersepeda. Iseng kubeli dua buah coklat yang bungkus2nya selalu kusimpan. Ringan sekali semua itu terjadi. Mungkin nanti aku mau beli eskrim. J
Anggap saja sedang kutraktir. Karena ada hal hebat yang baru saja kuterima kemarin, meluap-luap meledakkan dadaku, seperti gas helium. Kupilih kamu sebagai orang pertama yang mengetahuinya setelah aku. Nanti ya...
Eh, kamu baik-baik kan tapi disana? Apa kabar? Maaf tak sempat menengok. Bagaimana dengan pekerjaanmu, pekerjaanku kulupakan untuk hari ini, yang semoga menjadi hari terbaik, biar kuduga buruk, tapi aku tak pernah kehilangan prasangka baik kepada Allah.
Kamu pasti sedang terburu-buru menyelesaikan sesuatu agar tepat waktu, atau bahkan meninggalkannya agar pas waktu seperti mengejar keberangkatan bis. Itu aku meminta maaf jika begitu.
Aku jadi gila, kudengarkan dari kamar orang lain lagu Dahsyat- Melly Goeslow, senyum-senyum sendiri sambil membaui kecut keringat sendiri. Kakiku nyeri-nyeri karena mengayuh, tapi sebentar lagi kupikir, itu terbayarkan lunas.
Jika selesai masakanku ini, akan kukabari kamu untuk memastikan kamu yang akan mencicipinya nanti waktunya. Hihi, dengan cinta, akan aku selesaikan masakanku dulu.
Selamat pagi ya..... J
(benar-benar seperti anak kecil yang menunggu baju lebarannya... dia takkan pernah berfikir ayahnya pulang tanpa baju yang dia pesan. Dia akan menangis jika begitu.)

0 komentar:

Posting Komentar