Selasa, 25 Oktober 2011

Hey...look at your self! Kamu terbang tauk! 2

Kepinginku juga kamu jadi orang-orang yang bisa mensejajari lariku, atau minimal berada dekat dibelakangku.
Tapi kamu nggak bisa. Dibilang suruh latian lari juga. Kamu nggak mau. Iya, kamu latian, tapi waktu latian kamu itu lama.
Kamu tau sendiri kan, orang-orang yang latian bareng kamu, sekarang dimana? Jaraknya jauh didepan kamu.
Tapi kamu? Ih, kamu pikir aku nggak kesal apa dengan jalanmu yang mirip siput itu?
Kesal!.
Sampai suatu saat aku balik lagi untuk nengok kamu,
dan kamu nggak ada di track larimu?
Cemasnya bukan main.
Tapi aku buru-buru balik kedepan, dan esoknya aku balik ketempat itu,
kamu sudah ada lagi. Ngilang datang kaya gitu, sesuka udel kamu.
Tapi yang waktu itu aku heran, kamu bersayap tauk!!! Kamu tau? Kamu bersayap!!!.
Sejak itu aku selalu mengawasimu dari bawah,
meskipun tetap kusuruh kamu belajar bisa berjalan dan berlari di tanah.
Tapi jangan pernah mau kerdil,
dengan kakimu yang ternyata sulit seakali diajar berlari,
look at your self, kamu terbang tauk!!!


Kamu, nada terakhir kamu membentakku, mbikin aku kaget dan tergelincir dari pohon.
Sekarang giliranku cemas, aku jatuh pasti, tapi, sesuatu dipunggungku mengepak,
aku bukannya terjun kebawah, tapi posisiku meninggi-meninggi lagi. Aku terbang??
Lihat aku terbang, kamu ternyata benar. Aku girang bukan main.

(Akhirnya kakiku yang tidak kunjung bisa berlari cepat serta pertanyaanku kepada Tuhan, dijawab sudah.
Aku berterimakasih pada Tuhan, karena memberimu waktu untuk datang ke mimpiku dan menjelaskan ini.
Aku terbang. Ya, aku senang)

Hey...look at your self! Kamu terbang tauk! 1

Suatu hari aku bermimpi disiang bolong. Kamu pasti menduga bahwa malasnya aku, tidur di siang hari. Aku waktu itu bermimpi saat sedang sibuk menggambar-gambar dalam bukuku. Dan tau mimpiku, aku bermimpi waktu itu kamu datang dan bercerita begini padaku;

Kamu, pekerjaanmu itu bisanya apa Cuma menggerutuiku? Kesal terhadapku?

Sangkaku, kamu sedang kesal pada orang lain atau kamu benar sedang marah padaku waktu itu. Ah, tapi yang kedua itu tidak mungkin. Dengar apa yang kamu ucapkan selanjutnya?

Aku bisa apa? Selain minta maaf sama kamu? Aku harus nungguin kamu? Itu kepinginmu? . Aku juga pengin berontak dan bertanya, kenapa Allah ciptakan aku bisa berlari cepat kaya gini.

Dulu, tapi sekarang aku ngerti betul beginilah diriku jadi apa yang sudah melekat padaku sejak lahir ini, harus terus kuasah agar tidak tumpul, dan kumanfaatkan sebaik mungkin.

Maaf, tapi dengan sekuat tenaga dan seusaha keras mungkin, aku selalu mengunjungimu kan? Aku jalan balik untuk melihat apa kamu terjatuh dibelakang? ?

Mulanya aku gak perduli untuk balik lagi ke belakang, tapi suatu hari aku iseng nengok kebelakang dan melihat pemandangan yang menarik. Entah yang mana, tapi kan kamu melarang kita semua ingat apapun alasanya kita bisa sampe ketemu.
Yang ada, kita saat ini, ketemu, dan senang, cukup itu-katamu-. Bodo amat kamu mau ceritakan aku sebagai orang yang jahat yang berlari begitu cepat sehingga kamu capek nyamain lariku.(eh.....aku pengin meralat : langkahmu saja aku sudah kewalahan).

Tapi dengan usaha keras aku harus sesekali sesering mungkin balik ke belakang. Menyenangkan iya bisa bertemu begini,
apalagi kalau pas balik begini, kamu lagi musim semi.
Kadang sakit juga kalau pas balik gini, muka kamu lagi musim petir.
Tapi itu belum seberapa, sakit banget, kalau pas balik gini kamu lagi pake betadine,
habis jatuh, dan aku nggak tau pas kamu jatuh itu.