Rabu, 14 Maret 2012

menyerah

Menyerah sajalah pada semua jawaban yang satu persatu ditunjukkan, tak lagi menentang dengan pertanyaan-pertanyaan yang merepotkan.


Kenapa ada kota bernama Jogja, kenapa orang memerlukan uang dan kenapa teknologi
 dunia perbankan sebegitu mahirnya hingga ada ATM. Kenapa diciptakan persitiwa bernama menemukan dan kehilangan, kenapa kita kita memiliki orang tua, kenapa tidak semua hal itu semua orang tau, kenapa kadang kita sembunyi-sembunyi, sembunyi-sembunyi bahagia, sembunyi-sembunyi menyukai, sembunyi-sembunyi jatuh cinta, sembunyi-sembunyi hampir mati, sembunyi-sembunyi berdoa. Kenapa juga ada yang pamer, yang pamer cantik, yang pamer baik, kenapa ada yang boleh tau, kenapa ada yang tidak tau, kenapa ada malam minggu, kenapa ada minggu pagi, kenapa orang harus berjanji, kenapa ada waktu, kenapa harus orang ingkar janji, kenapa ada yang menghambat seseorang menepati janji. Kenapa ada ulang tahun, kenapa ada menangis, kenapa ada kado, kenapa ada senyuman, kenapa ada air mata.

Kenapa orang bisa mengenal istilah jalan-jalan dan melancong, kenapa ada liburan. Kenapa baju bisa jadi kotor, kenapa ada noda yang hilang, kenapa ada yang tidak, kenapa harus diciptakan istilah noda.

Kenapa ada kamu, kenapa ada aku, kenapa ada hari, kenapa ada tempat, kenapa ada alasan, kenapa ada kepentingan, kenapa ada rindu, kenapa ada kata, kenapa ada hujan, kenapa ada dingin, kenapa ada diam, kenapa tidak semua gerakan bernama berontak, kenapa ada menyesal, kenapa ada kepastian, kenapa ada pengkhianatan, kenapa harus ada pengertian, kenapa organ tubuh demikian rupa, kenapa ada ketertarikan, kenapa ada mimpi, kenapa ada akhirnya, kenapa ada sebab, kenapa ada mulanya, kenapa ada perkawinan, kenapa ada menunggun, kenapa ada tahun, kenapa ada sakit, kenapa ada jatuh, kenapada ada sendiri, tidak bisakah semua keadaan bernama bersama, kenapa ada jarak, kenapa ada fisik, kenapa ada hati,

Kenapa ada gitarm kenapa ada lagu, kenapa ada dokter, kenapa ada kata sembuh, kenapa ada benci, kenapa harus ada lalai, kenapa ada khilaf, kenapa ada perasaan, dan kenapa dia tidak mengenal definisi, kenapa pula harus ada definisi, kenapa terus saja bertanya-tanya, menyerahlah dalam semua jawaban yang satu persatu muncul, setiap yang terjadi pasti untuk suatu tujuan, karena suatu sebab.

Ini anugrah, ini karma dosamu, ini petunjuk, tidak pernah tahu.

2 komentar: