Kamis, 05 Januari 2012

Touchingdownklaten,lagigasukajogja

Kalau perjalanan bisa jadi obat.
Ternyata sejauh-jauh tupai melompat, jatuhnya...
Sejauh-jauh tupai melompat, tapi aku mesti bukan tupai (kaga ngerti lanjutannya).
Jadi benar postingan sebelumnya, hanya cinta yang mampu menembus ruang dan waktu, jadi merasa sejauh-jauh lompatan mampu didayakan, kekejar juga oleh cinta.

Kalau begini merasa sebel dengan adanya teknologi, apakah kita harus benar-benar pergi ke tempat suku eskimo berada.
Jogja-klaten sukses memakan waktu 2 jam, dan sukses ngalamun. Ini tidak baik ditiru ya anak-anak, dont try this at home, selalu ada sensasi deg-deg an nya karena oleng waktu disalip truk besar,
 beuhhh, jangankan truk besar disalip motor aja oleng.
Ehm, ini pati karena sonic yang kurang fokus melihat jalan (ngeles,pengendaranya siapa). Dijalan ribuan mata sempat kutatap, bahkan mata seorang kernek truk angkutan pasir yang kebetulan berhenti bersamaku di lampu merah, lalu mata kita bertemu, lalu kita jatuh cinta dan.... tidak-tidak, aku kenal mata itu mata seorang bapak cuy!
 Nggak mau mello, nggak mau mbahas mata bapak lagi.
Ada juga mata anak SMP yang dengan polosnya nyebrang dengan sepeda, padahal aku sudah tidak punya kendali terhadap Sonic, jadi kami berencana tabrakan dalam waktu 5 detik kedepan. Tapi ternyata enggak, kakiku emang enggak mengendalikan sonic melalui rem, tapi turun ke aspal bergesek-gesek panas.
Kita belum berjodoh untuk tabrakan dek, mungkin lain kali.
Kalo sakit, mampir mesjid.
Ini mesjid mana pintu masuknya, adanya semak-semak doang disekitar, masijdnya oke punya dari luar. Setelah lama muter-muter, itsAmazeMeThat ada huruf L*II nya, meski nggak tau apakah tulisan itu yang menyebabkan, masjid ini gak punya pintu.
Tapi sudah sakiiiiiit. Sudah cantik banget gini.
Panik. Panic at the disco. Kayak nama band luar negri ya. Panik. Panik level tiga, tapi nggak sama sekali diberkahi rasa nyesel sudah pergi, panik ya panik aja, nggak pake meloww, kenapa harus pergi si tadi...... Akhirnya, duduk sandaran motor, pasrah, ya Allah belum sholat dhuhur saya.
Dengan daya sisa yang berhasil kukumpulkan atas sumbangan dari perasaan bahwa ‘kamu sendiri to yang mau ini, minimal cari tempat pingsan di masjid lah’, aku bangun dan sukses mengendarai hingga mushola pinggiran yang adhem, yang isinya para musafir, dan glek, banyak ikhwan, tak ada satupun perempuan.

Pingsan dimana?, hebat ya, orang mau pingsan masih mikir.
Kebelet pipis, ini kebelet masih mampu-mampunya nongol aja, kondisi gawat level lima ini. Masuk tempat wudhu perempuan.
Lho kok kayak di 21 gini? Lupa


Ishhh, ngapain tiduran di kamar mandi? Perasaan tadi baru mau sholat deh. Beneran sesi lupa tadi berarti nggak ingat apa-apa, atau curiganya memang tidak ada apa-apa yang terjadi.

Touchingdownklaten,lagigasukajogja. Pagi dimana sawah dan matahari terbit, mengagumkan.

2 komentar: