Sabtu, 14 Januari 2012

dan, teruslah berkarya......



Baca salah satu artikel di kompasiana yang mengulas tentang buku Julia Cameron judulnya The Artist’s way : A Spiritual Path to Higher Creativity. Pelukis, penulis, penyanyi, perupa, pemusik, penari, dsb, mungkin itu yang dikatakan seniman ya. Tapi seorang bisa jadi seniman di bidang mereka masing-masing. Misal, seorang pemimpin, juga seorang seniman, dia memimpin dengan seni kepemimpinannya. Misal seorang guru, dia juga seniman dengan seni mendidikanya.



Begini, Tuhan adalah sang pencipta yang Maha kreatif dan terus-terusan menciptakan. Termasuk kita ini, kan ciptaan Tuhan, terus? Dan sumber energi kreativitas kita juga dari Tuhan kalau dalam buku itu enerji kreatif itu dinamain listrik spiritual. Tergantung, bisa nggak kita mengakses energi tersebut.

Disitu dituliskan dua cara mengalirkan kreatifitas, dan tanpa sadar begitulah selama ini aku
 melakukannya

1. Mbikin catatan pagi

Kalo dalam training2 motivasi itu, catatan pagi antara lain berisi, apa yang akan anda lakukan hari ini. Itu sudah sejak SD tertanam di otakku, karena tiap pagi waktu SD, aku bertanggung jawab terhadap uang saku yang dikasih Ibu buat sepupuku sama adikku, itu tak bikin catetan, hehe.

Lainnya, aku merasa jadwalku harus dibagi-bagi, meski itu jadwal main, maksudnya, hari ini mau main apa. Ya, kebiasaan nulis diary gitu.

Sampe SMA, waktu getol2nya ke perpus, hari ini harus selesai buku apa, dan dicatet. Sekarang sudah agak rusak si kebiasaan itu.

Tapi disini, adalah catatan pagi, tulisan apapun, yang ada dalam pikiran kita. Ditulis secara cerdas ataupun tidak, emosinal atau nggak. Apa adanya, tulis aja. Nggak usah mikir itu terlalu sepele, apa terlalu simple, terlalu konyol.

Misal, pagi ini kamu udah kangen, tulis aja, bisa jadi ada anak kata kangen itu, tuliiiis aja apa adanya.

Katanya ini berfungsi untuk mengatasi sensor yang ada di otak kiri yang selalu berpikir pesimis walaupun logis.

Nulis aja setiap hari dalam keadaan apapun, bahkan kalau yang kamu tulis adalah tentang ketidakbisaan untuk menulis. Mau gak mau, ternyata Ini akan membawa kita ke seberang, ke sisi lain dari rasa takut, pikiran negatif dsb. Kita bakalan mendengar suara kita sendiri. Catatan pagi akan mengembangkan otak seni. Jadi kayak meditasi. Ini adalah cara bertemu dengan kreativitas dan pencipta kita. Jadi ia untuk siapa saja dalam profesi apa saja



2. Piknik seniman.

Sediakan waktu dua jam seminggu untuk melakukan piknik sendirian ke suatu tempat di mana tidak ada gangguan. Atasi segala penolakan. Tujuannya mendengarkan kata seniman kecil yang ada di dalam kita. Ini adalah cara kita berhubungan dengan dan merawat kreativitas. Ini adalah cara membuka diri terhadap wawasan, inspirasi dan bimbingan.



Kalau aku, nggak cukup dua jam, musti ada seharian tanpa gangguan. Atau bisa jadi tiap hari selama minimal dua jam tanpa gangguan, paling bisanya malam.

Sebenarnya ada 12 tahap lagi, tapi singkat aja ya

pulihkan rasa aman. Hey, kamu aman, nggak usah pesimis, itu negatif banget.

pulihkan rasa beridentitas. Kenali identitas kamu, dan jauhi orang yang ada pengaruh negatifnya ke kamu, maksudnya ke identitas kamu.

pulihkan rasa berdaya. Kamu punya Amarah yang bisa jadi energi (salah satu), doa juga. Dan catet, cari lingkungan yang gak bikin kamu ngrasa malu untuk berkarya.

pulihkan rasa berintegritas. Masuklah ke dalam diri sendiri, kenali identitas dan potensi kreatif sendiri. Trus... Ekspresiin deh mimpi dan identitas kita itu.

pulihkan rasa kemungkinan. Eksplorasi kemungkinan sebab Kita punya sumber tak terbatas.

Pulihkan rasa keberlimpahan. Percaya kalau segala rejeki harta dan macem2 Tuhan yang atur, dan tugas manusia adalah:berkarya.

Pulihkan rasa bersambungan. Buka diri terhadap mimpi kita, dan kita menemukan bukan nyiptain, yang nyiptain Tuhan. Kita akan menemukan kreasi Tuhan di alam semesta. Pemberian Tuhan bisa apa saja – buku, film, gagasan dsb.

pulihkan rasa berkekuatan. Atasi kendala kreativitas, kamu punya kekuatan untuk itu. Eksplorasi konsep waktu agar gak begitu kuatir dengan waktu. Jangan kuatir terlalu tua, terlambat dsb. Kreativitas tidak peduli waktu, dia bisa bangkit kapan saja.

pulihkan rasa melindungi diri. Ada bahaya2 yang bisa merintangi kreativitas, kenali dan hindari.

pulihkan rasa otonomi. Menerima apa adanya adalah juga memfasiltasi kreativitas.

pulihkan rasa berkeyakinan. Lepaskan kekangan. Yakinlah bahwa kita hidup, kaya, bahagia, dan ada jalan di depan yang akan terbuka. Pasrahlah karena kreativitas mengandung misteri dan datang diliputi misteri. Gagasan berkembang dalam misteri. Jadi yakin saja.

epilognya akhirnya bilang gini, jalan seniman adalah sebuah pengembaraan spiritual, ziarah dan mudik ke dalam diri. Anda akan mendapatkan sesuatu jika anda mendengarkannya.



bukankah yang ditulis diatas itu (dari bukunya Julia Cameron) itu adalah Iqra alias membaca kedalam diri kita sendiri, membaca isyarat dari Allah ?



#lagi sok tau...

0 komentar:

Posting Komentar