Minggu, 15 Januari 2012

Penulis itu mudah terganggu



Yeiyyy, paginya jingkrak-jingkrak bukan main senengnya. Padahal, kalo dipikir dee gak kenal aku, dan aku juga Cuma tau dia penulis yang oke. Ini juga gak akan pengaruh ke skripsi, tapi girang aja suasananya. Jam 3 sore at dixie. Rasanya nggak mau ngapa2in selain nulis sebelum akhirnya ketemu dee.

Nggak ada acara minta tanda tangan atau minta foto, cukup pengin tau pernyataan-pernyataan nya aja.

Setelah sampe dixie dan waw! Tampil dengan sangat cantik
 –bukan versiku-, cantik ala sekarang. Dewi lestari akhirnya menjawab pertanyaan demi pertanyaan.

Hal yang sama yang akhirnya kudapat dari dee dan radityadika adalah ; penulis itu mudah terganggu.

Dee bilang, penulis itu peka, inspirasi itu bukan dicari, tapi dia datang, mendatangi kita, pada posisi kita lagi kayak manapun. Bahkan salah satu lagunya, muncul saat dia baru sikat gigi. Peka, hey itu ada inspirasi lagi ngetuk2 kepala kita buat masuk dan dituangkan.

Nhah kalau radityadika pake bahasa, penulis itu mudah terganggu –kurang lebih gitu-, intinya sama, peka, barangkali hal remeh temeh bahkan bisa jadi inspirasi kita. Kayak bahasannya dia tentang komentar2 seputar galau, seputar iklan, seputar film.

Jadi kalau bilang ke pantai, ke gunung, ke mana gitu buat nulis, itu bukan inspirasi yang lagi dicari mungkin, tapi suasana. Mungkin.

Garis bawah tebal adalah bahwa, saya suka berkarya tapi gak suka tampil, kalau ada pekerjaan yang saya Cuma pakai piyama tanpa make up (dan tentu menginspirasi) saya milih itu, dari pada harus entertain orang didepan.

#ngantuk

0 komentar:

Posting Komentar