Kamis, 02 Februari 2012

matahari

Menulis dalam tempa hangat sinar matahari


“........akhirnya kita sampai pada bagian bahwa kita telah jatuh cinta {dewi dee}. namun hal itu hanya dapat kita gapai sebatas waktu yang menjadi jatah kita. Dimana perahu kertas menjemputmu, kembali dalam lautan yang berbeda, meninggalkan sepasang kaki yang terhenyak bahwa pasir yang disampingnya tak lagi melesak. tentu saja tinggal tapak yang jika air pasang, yang baru datang, dia hilang. “





Karena matahari tertakdir begitu setia


Hidup bersama udara kapan saja

Sebab matahari mengerti bahasa cinta

Ketika hijau daun memerlukan sinarnya

Ketika hujan memintanya menguapkan air laut

Membagi cahanya pada rembulan

dia membangun pelangi bersama titik air hujan

dia merengkuh dahan yang kedinginan- dalam embun yang semalam dihinggapkan angin-

dia permulaan

dia pula muara



semua kicau burung mengenalnya

semua kokok ayam jantan menaruh hormat di kaki-kaki sinarnya

dia bersedia menjadi tanda pagi –untuk ribuan raga yang terbangun kembali-

dia bersedia elok dalam pakaian senjanya –untuk jutaan hati yang melelah-



tidak pernah terlambat dari shubuh yang megah

senantiasa hangat dalam dhuha yang tenang

dalam bara doa siang pada rehat dhuhur

bersama dalam tentram ashar yang bijaksana

turun membagi keemasannya pada kaki langit mahrib

mendekap selimut isya dibalik rembulan



dia menyaksikan, peluh petani tua

dia menyaksikan, umpat sopir bus kota

dia menyaksikan, rintihan pengemis lapar

dia menyaksikan, ketawa anak-anak SMA

dia meyaksikan, pantulan sinarnya pada mobil pejabat muda

dia telah menyaksikan, lebih dari milyaran wajah yang tertebak





Menghangatkan secangkir teh dalam pagi dan dasi yang dirapikan

Menghangatkan segelas kopi manis dalam alun sore dan perkataan cinta yang tersampaikan



dia hangat, dia panas, dia pesona,

dia hidup dalam setiap pasir tepian laut

dia bersatu dalam legam para peselancar

dia meniti tiap jengkal kulit bayi dua hari

dia menyambut jendela kamar yang terbuka

dia menembus celah-celah kecil hati



matahari memang tertakdir begitu setia

akan terus ada sampai manusia manapun menutup mata

sampai bahkan kita tidak mungkin lagi berjodoh dengannya

sekalipun kita membutuhkannya

sampai Tuhan mencukupkan hari kita bersamanya

karena kita Cuma manusia



sampai Tuhan mencukupkan hari kita bersamanya

(mau tidak mau)

.

1 komentar: