Sabtu, 11 Februari 2012

Spasi (enter juga)



Aku



Sayang





Kamu



Pernyataan itu mungkin akan romantis dan mendebarkan ketika diucapkan pelan-pelan dengan jeda yang lumayan lama, mungkin ada unsur menebak-nebaknya (mungkin). Kalimat diatas bukan Cuma menggunakan jarak bernama spasi, tapi enter juga.

Tapi apa jadinya kalau

Aku



Minta



Tolong

Keburu meninggal gak si, kalau yang ternyata minta tolongnya lagi kejepit roda truk gedhe, gak mungkin juga ding. Intinya, kelamaan kalau yang mau kita sampaikan ternyata adalah permintaan tolong, dengan jarak yang bukan lagi spasi, tapi enter itu, berulang kali enter bahkan. Next page bahkan.




Spasi memang perlu ada, bukannya huruf-huruf baru bisa terbaca jika ada spasi?. Jeda itu memang perlu, bukannya baru bila ada ruang kita bisa menyayang, dan baru dapat bergerak jika ada jarak. Tapi apa jadinya kalau jarak itu tidak dapat ditempuh oleh gerak kita yang terbatas. Apa yang mampu dilakukan sebuah kata untuk mendekat kepada kata lain yang jaraknya puluhan enter.

Setiap kata pasti bebas, pasti kita jalan beriring bukan saling mengikat. Tapi apa maknanya jika sendirian. Seperti tabiat manusia yang tak mampu hidup sendiri. Sebuah kata sedang keburu membutuhkan kata lain untuk membuat satu kalimat, tapi kata lain itu ada di buku lain.

Spasi pasti harus ada, biar kita tak terlalu jemu membaca. tapi dengan jarak yang tepat.

0 komentar:

Posting Komentar