Rabu, 07 Juli 2010

ARAH YANG KUTUJU KINI

Hmm.. Betapa bodoh diriku Membiarkanmu pergi dari ku
Arah yang kutuju kini Menemukan dirimu lagi

Aku mengobrak abrik seluruh kertas dikamarku, entah itu dalam lemari, entah itu yang kupasang ditembok, seluruh Koran –yang aku paksakan- punyai, kusobek-sobek, dia hilang.
Bukan main, pedihnya yang diarasakan hati ini.
“La, aku hanya pergi dua minggu” desisku pelan..
Akhirnya aku membuka computer yang dua minggu ini lupa kuhidupkan, karena aku memakainya untuk nonton TV, maklum ada piala dunia. Sebenarnya bukan itu, piala dunia pun hanya kujadikan penontonku tidur nyenyak, sebab aku letih sekali, untuk suatu hal diluar sana, yang membuatku harus melupakan, sahabat-sahabat terbaikku.
Mereka marah.ya.
Aku belum minta maaf pada Keenan.
“Kamu boleh pergi, dan meninggalkan semua gambar ini, itu memang jika kamu senang”
-dan aku sudah meninggalkan keenan dan gambar, tapi aku tidak jadi senang-
Kemana Keenan?
Computer yang sedang kuhidupkan kutinggalkan, aku beranjak kekasur dan mengambil tasku, aku harus cari keenan, tapi pada siapa?
Leo. Akhirnya aku kembali ke komputerku, apakah jejak leo memang masih ada disana, atau leo juga memutuskan marah dan pergi dariku.
Kawan, maafkan aku.
“Kamu boleh menjadi batu bata lagi, kita tidak akan bisa sama sama jadi debu lagi, kau dan duniamu…aku dan duniaku, kau batu bata dan aku debu, hinggap dimana saja, dan aku angin, mengalir kemana saja, dan aku udara, dihirup siapa saja, tapi kau, sedang memilih menjadi batubata, yang siap ditempatkan dimana saja”
Aku bergetar hebat, terutama hatiku, kalau aku sedang berdiri sekarang maka aku sudah gontai, kalau aku sedang tidur sekarang, maka aku langsung mati, tapi aku sedang kaku sekarang.
Keenan sudah pergi, dan leo pun begitu. Aku masih berharap gala ada, dan bersedia membagi dongengnya kembali.

Dan ujung semua pencarianku terhadap keenan maupun leo adalah karena Gala.
Dia sudah memutuskan untuk pergi.
Gala adalah tokoh novelku yang sudah separuh, tapi ditengah perjalananya, aku seperti membuat Gala menjadi cerminku, Gala tiba tiba adalah aku, dia terpaksa bersifat aku, padahal bukan, dia sang tokoh yang hidup sendiri dan meski aku sutradaranya……
Dan arah yang kutuju kini menemukan dirimu lagi…..

0 komentar:

Posting Komentar