Selamat
pagiiiiiii, hari ini ceria sekali, maaf agak terlambat menyapa. Tapi lewat
jalan lain, selamat pagi-ku sudah sampai kan?
Berharap
operator menyampaikannya dengan lengkap, beserta maknanya, beserta suaranya,
beserta rasanya, utuh.
Dan,
apa kabarmu hari ini?
Aku? Aku baik-baik, begitu kan yang selalu kamu minta. Iya
baik-baik, sampai agak melupakanmu pagi ini, aku terlalu bersemangat untuk
pergi ke masjid Mardhiyah. Sepagian mendengarkan ‘peran muslimah’. Ada banyak
yang kembali harus diingat, banyak ternyata yang sudah terlupakan. Dan ada
banyak hal kecil yang remeh temeh –biasanya- pagi ini menjadi luar biasa,
menyambung pembicaraan minggu lalu tentang feminisme.
Sudah
makan? Aku hampir saja menghabiskan banyak makanan pagi ini, tapi untungnya
banyak yang bersedia kuberi makanan tadi malam, beginilah kesalahanku membikin
persiapan untuk janji yang aku klaim sendiri sebagai janji tanpa persetujuanmu.
Lagi-lagi makananya sudah kupersiapkan, dan aku batal berbuka kemarin sore, itu
bukan saja karena kamu batal datang, tetapi karena semut-semut itu membikin
ulah.
Kamu
akan kemana hari ini? Ini hari yang menakjubkan, betul kan?. Aku akan menemui
anak-anak kecil yang akan belajar, mereka menyenangkan, kamu pasti sepakat itu
kan?. Tapi mungkin, aku akan pergi ke suatu tempat sebentar, hampir seluruh
kepala kananku menyepakati kepergianku kesana karena sudah tak tahan. Aku sebenarnya
ingin minta pendapatmu tentang ini. Tapi Allah takkan salah dengan membiarkanku
menahannya sendirian.
Ini
pagi tanpa teh, karena terburu-buru pagi tadi membikin materi untuk siang nanti.
Dan
yaaa, semoga selamat pagi ini masih kamu terima, atau bahkan kamu tolak. Kamu belum
bilang kalau aku tak perlu melakukannya lagi. tidak apa. Asal sudah kutulis
saja selamat pagi-ku.
0 komentar:
Posting Komentar