Jika nanti bukan dari
balkon yang sama kita menikmati senja
Iya, itu kehendak Tuhan
kita.
Maka tergeletak di sisi
dua jiwa yang sedang membagi cerita
Sebuah buku yang ditulis
dengan cinta
Mimpi yang mewujud dalam
kata-kata
; ada kisah kebesaran
hati dan cinta
Jika nanti bukan dari
dapur yang sama teh kita diseduh
Iya, itu kehendak Tuhan kita.
Maka tergeletak di
tengah meja yang berserak
Sebuah koran dengan nama
cinta disana
Bersanding dengan banyak
berita kematian, pernikahan, kehidupan.
; ada berita tentang
keluasan hati dan jiwa
Jika nanti bukan dari
meja yang sama mimpi kita dirancang
Iya, itu kehendak Tuhan
kita
Dan di tepi-tepi jalan
yang tidak pernah lengang
Ada sebuah nama yang senantiasa
disana
Dalam sebuah judul yang
baik-baik saja
; ada cerita tentang mimpi
yang terus meninggi –tanpa terhenti, meski jalannya telah putus-
Jika bukan dari jendela yang sama kita menyapa fajar
maka di televisi yang sejak semalam kamu acuhkan
ada gambar seseorang yang bangkit dari lorong sepi
bercerita di muka televisi
; ada keberhasilan dari perjuangan yang mungkin berat karena sendirian
Dan itu bukuku, dan itu
beritaku, dan itu namaku
Raga yang barangkali
sudah mati.
- hidup dalam ingatan yang sesekali kesakitan,-
*sumpah, ini bukan puisi sedih.
Laraaaaaas T.T
BalasHapusjika bukan videomu yang kemarin, itu sedih banget
perempuan banget
pada nangis liatnya
ehhe, jangan pake hati
Hapusanonim ki sopo e?
BalasHapusyang pasti yang liat video ku kali, gak tau lah aku... padahal itu bukan puisi sedih iyakan?
Hapus