Kamis, 12 April 2012

Kecewa? Kamu sih siapa?....

Aku tergopoh-gopoh dengan kertas yang terlalu banyak kupeluk didepan dadaku, hujan mulai mengguyur bumi dengan baik-maksudku, melaksanakan tugasnya-. Ngos-ngosan yang tersisa, masih kukombinasikan dengan rutukkan kesalku terhadap sopir bis yang melajukan bisnya tanpa ampun meninggalkanku. Itu bis terakhir yang bisa kunaikki sore ini untuk bisa mencapai rumah.

Aku ngomel-ngomel. Bicara meracau, mengatai-ngatai sopir bis yang sudah tak mampu lagi mendengar kata-kataku. Tinggal seorang perempuan disebelahku yang sangat terganggu dengan ini. Perempuan dengan setelan pakaian terbaik yang pernah kuliat. Cantik.
Jangan-jangan dia bidadari, tapi dia tidak pernah disini sejak setahunan ini aku aktif sebagai penumpang bis terakhir. Dia baru saja berlari-lari kecil didepanku yang tergopoh-gopoh. Dia juga ketinggalan bis, pikirku.

Aku masih aktif mengeluh dan membikin keributan dengan keluhanku.

“Kamu kenapa si?”

Diluar kendali kewarasanku, aku menjawab.

“Sebel”

“Karena bisnya udah jalan?”

“Ya..nggak bisa apa nunggu bentar....” aku kecewa, kubilang dalam hati.

Tapi seperti membaca hatiku, dia berkata.

“Emang kamu siapa?”. Iya, aku si siapa? Eiy, aku seperti orang kehilangan jati diri saja. Tapi memang aku siapa, jika kita bicara dalam suasana aku dunia dan bis itu. Aku siapa? Pemilik bis itu? Bukan ah, sopirnya? Bukan bukan, ibu-ibu hamil yang nyarter bis itu? Bukan juga. Tuhan, yang Maha Kuasa? Ah becanda. Malaikat, yang mengirim wahyu Tuhan? Bukaaan. Presiden? Bukan lah. Bayi baru lahir yang suci? Menggeleng. Aku siapa? Ini pertanyaan yang bisa membuat gila, aku siapa?.

Perempuan cantik itu menatapku lekat, memaksaku membikin pengakuan:  Aku, umm, seorang pekerja kantoran dengan setumpuk kertas kerja yang merepotkan yang baru saja tergopoh-gopoh mengejar bis karena terlalu lalai mengerjakan tugas kantor sehingga pulang kantor telat dan sudah ketinggalan... 25 ....menit dari ....jadwal standar ......bis terakhir, yang .....sekarang se...dang ....merutuk...kkki supir bis yang...ssss..udah menunggu du a pu...luh lima menit, berdiri disamping perempuan cantik yang membawa kertas kerjanya jauh lebih banyak dariku, dan sekeranjang belanjaan yang besar.

Aku melengos, dan berdoa semoga aku diberi kekuatan untuk menghilang. Aku kesal, tapi lebih tepatnya malu.

Terakhir, perempuan itu tersenyum padaku, manis. Mulai duduk di bangku halte yang basah. Senyumnya mengandung kalimat, Kamu siapa? Kecewa....

*ketidakbahagiaanmu barangkali hukuman, bisa jadi, bagi seseorang yang minum alkohol padahal sudah tau bagaimana peraturan agamanya berbicara tentang itu. Jangan merutuki teman minummu apalagi pelayan bar nya.


1 komentar: