Selasa, 03 Juli 2012

alasan


Pagi ini seorang teman menggebu-gebu bercerita tentang temannya yang kabur dari rumah –rumah dia dan suaminya-, karena ternyata suaminya berselingkuh dan telah memiliki anak dari hasil perselingkuhan. Selingkuhannya, seorang perempuan. Yang di selingkuhi, seorang perempuan. Yang selingkuh, laki-laki.


Mendengarnya, berusaha diri menampakkan respon terkejut, seperti sebuah kejadian langka, perselingkuhan. Dan turut membela si terselingkuhi, seraya ngomen “orang gila nek itu!”.

Selesai.

Tapi sebenernya, seperti seorang teman laki-laki pernah ‘curhat’, kalau dia bilang, selingkuh itu pasti ada alasannya. Laki-laki temanku itu, mengutarakan alasan kenapa dia berselingkuh dari pacarnya, karena bla..bla..bla.... Dan pacarnya nggak tahu. Standing applause waktu dapet cerita dia, keren, rapi sekali semua berjalan, kamu liatin penunjuk waktu yang ada di bom nya, siap-siapin diri pas nanti meledak. Berani deh, berani bener, kata film barbie barusan, kamu mesti berani buat dapetin mimpi kamu, buat dapetin keinginan kamu. Terserah kamu pinginnya apa, kepinginan sesaat atau kepinginan enggak sesaat, toh kalau tercapai juga bukan kamu yang rugi. Lupain soal kerugian orang lain! *lhoh jadi emosi.

Maka mungkin laki-laki diatas pasti punya alasan kenapa bisa sampai selingkuh.

Semua kejadian itu wajar. Dan beralasan, dan bersebab.

Kaya Ibu yang selalu marah2in anaknya kalau ada dari anak-anaknya mengatakan ujug-ujug –tiba2-. Ada alasannya kenapa uang saku kamu jadi sedikit, ilang?, ada alasannya kenapa uang itu ilang, ditaruh dimana? Disaku. Kenapa dengan sakunya? Bolong, gitu teruuuus sampe bener-bener gak ada alasnya lagi... Cuma beralaskan tanah.

Orang-orang gak akan mati Cuma karena diselingkuhin, diceraikan, di putusin sama pacarnya, di tinggalin, dijauhi, dicuekin. Dan gak akan mati pula, bagi para peselingkuh, pemutus, peninggal, penjauh, penyuek, dsb. Hidup tetap berlanjut. Kopma Uny tetap buka sekalipun ada salah satu dari pembelinya lagi putus cinta. Uny juga nggak akan libur kalau belum waktunya libur, sekalipun wakil rektornya bercerai, misal. Syuro must go on, sekalipun yang ngundang syuro baru patah hati.

Misal yang tadi itu, hidup si embak terselingkuhi itu habis itu berantakan, dan orang-orang hanya akan bilang, sudah jangan nangis lagi, ayo bangun. Dan peselingkuh melenggang dengan hidup barunya. Yaterus mau gimana lagi, orang udah pergi. Kalau dituntut, mas peselingkuhnya boleh kok mengutarakan alasan dia.

Kaya waktu orang kemalingan, orang-orang kan akan bilang yasudah diikhlaskan. Malingnya kalau di hakimi, boleh kok mengutarakan alasan dia. Bisa jadi akhirnya bebas, Kalau akhirnya dipenjara ya sudah, barang yang dimaling bisa kembali bisa enggak. Iya kalau yang diambil barang, kalau yang diambil, emmm, apa ya, misalkan kehormatan, pye jal le arep mbalekke. Kalau udah kayak gini, bukan penjaranya yang penting, barangnya balik itu penting banget.

Kan, itu, pada akhirnya membuat semua tindakan kejahatan menjadi wajar, karena pasti ada alasannya. Dan kenapa dipresensi siswa itu ada kolom keterangan, disitulah disediakan bagi setiap kejadian untuk membawa-bawa alasannya turut serta.

Tiap orang akan berkeras dengan alasannya sendiri-sendiri. Semua kejahatan pasti ada alasannya, biar alasan itu terlihat sangat bodoh, jahat, gila, cerdik, licik. Lhoh, menurut saya, saya selingkuh karena pasangan saya tidak bisa memberikan apa yang saya inginkan. Lhoh, saya meninggalkan pasangan saya, karena itu tuntutan pekerjaan saya. Lhoh, saya mencuri karena saya butuh uang. Lhoh, saya menjauh karena saya ingin, karena saya ingin menjaga jarak. Saya melakukan itu karena saya khilaf. Lhoh, saya habis nampar ya tadi, maaf tadi saya Cuma lagi ngelindur. Misal.

Mau bantah-bantahan, juga percuma, kalau kamu sudah dikasih jurus alasan ‘kehendak Allah’. Itu si urusan dia, pake takdir sebagai kambing hitam. Tapi kalau kepala kita dijedotin ke tembok alasan yang itu, kamu mau njawab apa.

Mbaknya tadi juga pasti gak bisa njawab apa-apa



*tulisannya kok kesannya emosi ya.

0 komentar:

Posting Komentar