Sabtu, 24 September 2011

handphone ku bilang

akhirnya benda mungil itu cuma meratap kehabisan batre diujung tempat tidur, dia menunjukan nyalanya sebentar-sebentar,
aku mengetahu sinyal itu, dia minta aku mengambilnya, barang sebentar bermain-main dengannya.
tapi aku kepingin angkuh dengan membiarkan dia benar-benar tergeletak saja.
seharian ini bahkan dia tanpa aktivitas dan itu membuatnya kehabisan batre energi, kebosanan.
--
aku mendekat, kearahnya, tapi cuma mau mengambil buku didekat tempat tidur,
"Sampai kapan kamu mau mendiamkan aku teman?" tanyanya, tanya dengan sisa energi yang dia punya.
Aku cuek. aku mulai pura-pura menata kepingan CD disebelah buku..
"Sampai kapan kamu mendiamkan aku teman?" ish, dia mengulang pertanyaan yang sama. perangainya.
"Aku sedang marah sama kamu"
baiklah, sedunia barangkali juga tau, aku tidak mungkin waras kalau aku marah pada benda itu, benda mati yang kini bicara denganku, dikamarku. sekalipun dia adalah manusia, rasanya sebumi dan seneptunus menolak menamaiku manusia jujur karena aku tidak bisa marah padanya tapi mengaku marah padanya, handphoneku.
"Sampai kapan?salahku apa?" pertanyaannya, seperti orang yang benar-benar tidak tau kesalahanya.mungkin memang tidak tau.
giliran tenggorokanku tercekat, aku gak punya jawaban
"Bermain denganku sebentar, kamu benar-benar membuat hari ini sepi"
"kamu harus istirahat" sanggahan yang kering, sok perhatian
"mendengarkanku, mau?"
"sebentar lagi aku mau keluar kota, dan kamu akan tetap tinggal dirumah, mungkin sampai kehabisan batre, matisuri, jadi aku mau mendengarkan kamu, teman, kali ini saja"
handphone ku memulai cerita
"aku tau kamu menyimpan banyak pesan diruang inbokku, untuk saat ini, kamu akan sedih jika membacanya, tapi kira-kira tinggal itu yang kamu punya, pembicaraan itu, mungkin saja..." beuh,dia mulai sok tau,dia kan hanya seorang handphone, seorang,emm sebenda handphone maksudku
"........aku sebenarnya kangen untuk mendapatkan pesan dan kamu membacanya, kemudian membalasnya"
"aku benar-benar sibuk, dan tidak bisa melakukannya lebih dulu"
"seperti menata kepingan CD?"
"itu karena kamu sedang mengajakku bicara"
"benar-benar tidak bisa melakukannya?"
"untuk apa?kepada siapa?"
"benar-benar tidak bisa berarti,kamu tidak ingin bertanya kabar kepada saudara-saudaramu?"
aku diam, kepingin
tapi aku diam
"ah, aku mau pergi keluar kota sekarang"


10 menit kemudian aku siap dengan ranselku, untuk pergi,
menatap handphone sekarat itu untuk terakhir kalinya.
aku sedang kepingin pergi beneran, kamu istirahat dulu dirumah.
(kamu tau, semua pesan yang tak simpan itu aku sampai hafal, gila kan,barangkali nanti aku sampai hafal ratusan pesan lainnya, itu bukan saja aku yang gila nanti
semua pesan itu, pesan untuk bertemu kuliah, pesan untuk menyelesaikan pekerjaan, titip makan, undangan pernikahan, kabar gembira, cerita sedih, bertanya waktu, bertanya keadaan si baik -apakah masih tetap baik saja-, pesan tak perlu datang, pesan tak jadi datang, pesan ingin datang, pesan hujan, pesan kelaparan, pesan bermimpi)

handphone sekarat itu menyala-nyala genit
aku mendapatkan satu pesan
sedikit berdebar kubaca pengirimnya.
kemudian aku jadi berangkat keluar kota, benar-benar belum dibaca pesannya.

2 komentar:

  1. boleh koment ga?imaginasinya oke, mesti inspirasi'a dari dee sama dirgantara,,,,tapi kok aku ga mendapatkan intinya ya mba?mungkin terlalu banyak tanda koma dan kata-kata yang harusnya ga dimasukan....tapi sip, lanjutkan mba....good luck

    BalasHapus
  2. hohoho, emang seringnya baca punya mereka, keliatan ya?
    iya ya, dibaca lagi juga jadi aneh,
    hihihi, terimakasih atas komen nya,
    eh tapi ini siapa?

    BalasHapus