Kamu tidak ada di sudut, sehingga aku tidak
tau bagaimana memandang dari arah berdirimu sekarang. Kamu tidak ada di sana,
di semua arah mata angin. Aku sudah coba melihatnya dari barat, mereka masih
nampak api hanya saja dilatarbelakangi langit saga.
Kemarin waktu aku melihat dari utara, dia
terlihat sebagai api yang segera menuju selatan, sebab disana ada mata air,
tapi, terlalu jauh.
Pernah kulihat api itu sebagai primata yang
merambat ke arah utara, menuju padang gurun luas, sebab barangkali oase ditengahnya
dapat jadi penawar. Ketika aku lihat itu dari selatan.
Waktu aku dibarat, kutolehkan pandanganku
ke hawa panas yang menggeliat dilatar belakangi matahari yang mulai meninggi,
dia masih selalu hidup dan merusak apa saja.
Dari tenggara, barat laut, timur laut,
barat daya, aku memandangi api itu.
Lalu di mana kamu melihat api itu.
Aku tersudut, sehingga memiliki sudut
pandang.
Dari arah manakah kamu melihat, sehingga
api yang bergerak membakar 70 persen isi kepala bisa terlihat sudah padam.
0 komentar:
Posting Komentar